Senin, 26 Mei 2014

Isra Mi'raj

5/26/2014 09:00:00 AM 0 Comments
Keadaan duka tak membuat Raslullah Saw berhenti berjuang. Sementara jalan di Mekah buntu, Rasulullah Saw pergi ke kota Tha'if yang jauh. Tetapi di kota itu pun beliau mengalami perlakuan menyedihkan. Atas perintah para pejabat kota, anak-anak dan orang-orang bodoh di Tha'if melempari beliau dengan batu. Darah suci beliau berceceran di sepanjang jalan keluar kota. Dalam keadaan amat pilu itulah Allah SWT memperjalankan Rasul-Nya dalam peristiwa Isra dan Mi'raj.

ISRA
Di malam itu suasana amat hening. Binatang-binatang malam membisu. Bahkan gemercik air dan siulan angin pun tak lagi terdengar. Rasulullah Saw dibangunkan oleh Malaikat Jibril dengan perkataan, "Wahai orang yang sedang tidur, bangunlah!"
Nabi Saw menunggangi Buraq, hewan tunggangan bersayap. Buraq melesat seperti angin menuju ke utara. Ia sempat berhenti di Gunung Sinai, tempat Nabi Musa berbicara dengan Allah SWT. Ia juga berhenti di Bait Al-Lahim, tempat Nabi Isa dilahirkan.
Tak lama sampailah Rasul Saw yang ditemani Malaikat Jibril as di Baitul Maqdis. Sampai di sini berakhirlah peristiwa Isra.

MI'RAJ
Setelah Isra, Nabi Saw langsung mengalami Mi'raj. Dalam Mi'raj, beliau naik ke langit. Di sini beliau melihat berbagai keajaiban dan bertemu nabi-nabi sebelum beliau. Menurut Ibnu Hisyam, Rasul Saw melihat orang bermulut seperti moncong unta yang memakan batu api. Itulah orang yang memakan harta anak yatim secara tidak sah. Beliau juga melihat orang-orang berperut sangat besar yang diinjak-injak unta gila sebagai balasan bagi orang yang suka memakan riba {bunga uang).
MENERIMA PERINTAH SHALAT LIMA WAKTU
Setelah semua itu, Nabi Saw diangkat ke hadapan 'Arsy (singgasana Allah SWT). Di tempat yang amat mulia itu Nabi Muhammad Saw menerima perintah agar melaksanakan shalat lima puluh waktu. Namun atas saran Nabi Musa, Rasulullah Saw naik lagi dan memohon keringanan sampai akhirnya ditetapkan jumlah shalat wajib sebanyak lima waktu.

ADA YANG BERIMAN DAN ADA YANG MENOLAK
Sekembalinya ke Mekah, Rasulullah Saw mengabarkan perjalanannya semalam. Abu Bakar langsung menyatakan percaya, orang musyrik menertawakan beliau, bahkan ada orang beriman yang murtad lagi karena cerita itu. Berkat sikapnya itulah Abu Bakar mendapat gelar Ash-Shiddiq (yang tulus hati, yang sangat jujur).